konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta
KejayaanMajapahit sebagai kerajaan maritim. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara yang didirikan pada akhir abad ke-13. Pusat pemerintahan Majapahit berada di pedalaman Pulau Jawa, tepatnya di Mojokerto, Jawa Timur. Berdasarkan Kitab Negarakertagama, wilayah Majapahit meliputi seluruh
Q Konsentrasi Kerajaan Sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta. answer choices Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu
terjawabKonsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh? Iklan Jawaban 3.0 /5 15 IrvanSyafrizal sektor pertanian, karena saat itu sriwijaya kerajaan agraris, tetapi mereka cukup tangguh sektor laut Sedang mencari solusi jawaban Sejarah beserta langkah-langkahnya? Pilih kelas untuk menemukan buku sekolah Kelas 6 Kelas 7
Bagaimanakita menerapkan strategi perekonomian negara kita di era perdagangan bebas yang akan datang? Dengn strategi perekonomian kerajaan Sriwijaya? Ekonomi Kerajaan Sriwijaya Halaman 1 - Kompasiana.com
SekolahMenengah Pertama terjawab Konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta 2 Lihat jawaban Iklan Jawaban 2.0 /5 6 una66 Sriwijaya menaklukan kerajaan Bengkulu dan menguasai samudera Hindia Iklan Jawaban 1.0 /5 4 PanjiCSDewanata Kerajaan Sriwijaya mengalahkan Kerajaan Bengkulu dan menguasai Samudera Hindia Iklan
Palmashow Quand On Est Sur Un Site De Rencontre. - Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Pada masanya, kerajaan maritim ini banyak memberi pengaruh di nusantara. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa, yang berkuasa pada abad ke-9. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan daerah kekuasaannya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa. Selain itu, kebesarannya juga dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Dalam Bahasa Sanskerta, Sriwijaya berasal dari kata sri yang berarti cahaya dan wijaya yang artinya kemenangan. Jadi, arti Sriwijaya adalah kemenangan yang gemilang. Kerajaan ini mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan dari Selat Malaka Selat Sunda, hingga Laut Jawa. Baca Juga Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dari India dan Islam dari Gujarat dan Persia, yang Wariskan Puing-puing Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kutai, Suku Lamaholot pun Miliki Tradisi Kerukunan Beragama Baca Juga Termasuk Punya Bilik Gundik Perempuan di Kapal-kapal Mereka dan Pulau Emas Dihuni Ular Pemakan Manusia, Inilah Fakta-fakta Kerajaan Sriwijaya yang Tidak Diketahui Orang Letak Sriwijaya yang cukup strategis mendorong interaksi antara Sriwijaya dengan kerajaan di luar Nusantara, seperti kerajaan Nalanda dan kerajaan Chola dari India. Selain dengan India, Sriwijaya juga melakukan hubungan baik dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok yang sering singgah. Perluasan daerah kekuasaan ini, mendorong perekonomian kerajaan menjadi maju. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat berjaya. Pada abad ke-7 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Bangka, dan Laut Jawa. Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Ligor yang ditemukan di Ligor, pangkalan kerajaan Sriwijaya berfungsi untuk mengawasi perdagangan di Selat Malaka. Hingga abad ke-8 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Asia Tenggara. Oleh karena kekuasaannya yang sangat luas, Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di seluruh Asia Tenggara. Baca Juga Berjaya Selama 7 Abad sebagai 'Kerajaan Internasioal' Runtuh Begitu Saja saat Kemunculan Majapahit, Begini Kekuatan Militer Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya Baca Juga Kerajaan Sriwijaya Sudah Lakukan Perdagangan Internasional dan Rangkul Para Bajak Laut untuk 'Kuasai' Lautan, Bahkan Rajanya Menimbun Kekayaan dengan Cara Ini hingga Punya Kapal-kapal Kegiatan perdagangan Sriwijaya berkembang pesat tidak terlepas dari letaknya di persimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India yang akan berlayar ke China atau sebaliknya biasanya singgah di Sriwijaya. Selain singgah, para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. Kondisi tersebut menyebabkan Sriwijaya makin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, kerajaan Sriwijaya membentuk armada Angkatan Laut yang kuat. Melalui armada laut tersebut, Sriwijaya mampu menguasai kawasan perdagangan di Asia Tenggara, Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11. Baca Juga Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim? Baca Juga Siapakah Sebenarnya Anggota Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno yang Juga Pergi ke Sumatera Mendirikan Kerajaan Sriwijaya? * PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Kerajaan Sriwijaya. Sumber Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7. Kerajaan ini merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia karena Sriwijaya menguasai jalur perdagangan Selat Melaka. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, diketahui bahwa kerajaan ini didirikan di sekitar Palembang di tepian Sungai Musi. Selain itu, Muaro Jambi dan Muaro Takus juga diduga sebagai ibu kota dari masyarakat Sriwijaya turut dipengaruhi oleh agama Buddha. Oleh karena itu, beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya kerap mengadakan persembahyangan untuk meminta kemakmuran. Sriwijaya mulai mencapai puncak kejayaannya di bawah kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan SriwijayaDi masa pemerintahan Dapunta Hyang Sri Jayanaga, Sriwijaya berhasil memiliki armada laut yang kuat. Selain itu, kerajaan ini mampu mengendalikan rute kegiatan perdagangan lokal dan rempah. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa masa keemas an Sriwijaya pun gemilang di bawah kuasa kerajaan penguasa perdagangan dan pelayaran ini mulai runtuh ketika memasuki abad ke-13. Aktivitas perdagangan mulai berkurang, bahkan kerajaan-kerajaan lain mulai menguasai lokasi strategis Kerajaan Sriwijaya. Kemudian, di abad ke-14 kerajaan besar itu pun runtuh karena banyak serangan dari Kerajaan Cola dari India dan adanya ekspedisi pamalayu dari Kerajaan Singosari di Jawa Timur. Kerajaan maritim ini pun meninggalkan enam jejak, yakni Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Berahi, dan Prasasti Palas Pasemah. AG
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang hasil perekonomiannya diperoleh melalui kegiatan perdagangan. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga mempunyai letak geografis yang sangat strategis. Letak Sriwijaya yang strategis inilah yang kemudian menyebabkan Sriwijaya sering dilalui oleh para pedagang asing pada abad ke 7. Dari adanya perdagangan dengan bangsa asing inilah kemudian yang menyebabkan Sriwijaya memiliki hubungan multilateral dengan bangsa-bangsa asing seperti Cina dan Arab. Dikutip dari artikel berjudul “Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia” oleh Risa Herdanita Putri, diketahui bahwa Nusantara telah terhubung dengan perdagangan secara internasional sejak awal masehi. Buktinya berupa sisa-sisa kompleks dari abad ke 3 Masehi. Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 telah menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pusat kerajaan Sriwijaya selalu dilalui oleh kapal-kapal yang berlayar dari Cina menuju India dan sebaliknya. Kapal-kapal yang melintas tersebut kemudian melewati wilayah pulau Belitung yang kemudian singgah di pusat Kerajaan Sriwijiya. Bagi Sriwijaya, pulau Bangka mempunyai peranan yang sangat penting. Selain Bangsa India dan Cina, Bangsa Arab juga diketahui melakukan hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Dinasti umayah dari Arab diketahui melakukan kerja sama dengan Sriwijaya pada abad ke 8 Masehi. Perdagangan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang mempunyai peranan sangat kuat dalam aspek kemaritiman. Letak Kerajaan Sriwijaya menurut berita Cina yaitu terletak di Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan Sholeh, 2017 66. Selat Malaka merupakan pintu bagi para pedagang India menuju ke Nusantara dan bagi para pedagang Cina menuju Selat Bangka Sholeh, Sari, Berliani, 2019 27. Selat Malaka dan Selat Bangka merupakan wilayah perairan yang sangat sangat sering dilalui pada abad ke 7 Masehi. Dengan ramainya para pedagang yang melewati Selat Malaka menuju ke Selat Bangka, menyebabkan Selat Bangka merupakan wilayah yang strategis bagi Sriwijaya. Selain Selat Malaka, Selat Bangka dan Selat Karimata merupakan wilayah yang memiliki peranan penting bagi Sriwijaya. Hal ini dikarenakan kedua jalur tersebut ramai dilalui oleh para pedagang yang bertujuan ke Cina maupun sebaliknya Sholeh, Sari, Berliani, 2019 28-29. Jalur perdagangan Sriwijaya yang sangat ramai tersebut, terus mengalami perkembangan, dan menjadi wilayah yang penting. Para pedagang dari bangsa Cina dan India lebih memilih menggunakan jalur perdagangan maritime dalam melakukan perdagangannya. Rute jalur perdagangan yang dilalui oleh mereka yaitu Cina-Laut Cina Selatan-Selat Malaka-Bandar dagang Sriwijaya-India-Oman-dan Arab begitu pun sebaliknya Sholeh, 2017 67 dan mereka memilih untuk singgah di Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Tang Pada abad ke7 Masehi diketahui bahwa Sriwijaya telah melakukan transaksi pedagangan ekspor-impor dengan Cina. Sriwijaya melakukan ekspor barang-barang komoditinya berupa gading gajah, kemenyan, buah-buahan, gula putih, cincin kristal, kapur barus, karang, cula badak, bumbu-bumbu, dan beberapa jenis obat -obatan Sholeh, 2017 74. Kejayaan Sriwijaya berlangsung pada saat Cina diduduki oleh kekuasaan Dinasti Tang. Sehingga diketahui bahwa pada tahun 683-740 Masehi Sriwijaya telah melakukan hubungan kerja sama dengan Dinasti Tang dari Cina. Hubungan baik antara Sriwijaya dan kekaisaran Cina ini merupakan strategi yang baik bagi Sriwijaya dalam mempertahan wilayahnya di Selat Malaka. Kerja sama yang dilakukan oleh Sriwijaya dengan Dinasti Tang diawali dengan Sriwijaya dan Dinasti Tang yang saling mengirimkan utusan dan mengirimkan upeti. Menurut kitab sejarah Dinasti Tang menyebutkan bahwa Sriwijaya telah mengirimkan utusan mereka ke Dinasti Tang pada tahun 607- 673 Masehi yang kemudian disusul oleh Dinasti Tang yang juga mengirimkan utusannya ke Sriwijaya pada tahun 683 Masehi. Peristiwa tersebut yang kemudian diduga menjadi awal hubungan resmi diantara kedua kerejaan besar ini Saputra, Hasan 64. Pada tahun 695 Masehi saat Sriwijaya dibawah kepemimpinan Raja Sri Jayasana Dapunta Hyang Sriwijaya membalas kunjungan para utusan Dinasti Tang dengan membawa upeti yang merupakan tanda bukti persahabatan antara Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Kemudian setelah itu, Dinasti Tang membalas kiriman upeti dari Sriwijaya tersebut berupa hadiah yang mana hadiah tersebut berupa sutra, perhiasan, serta porselen yang indah Saputra, Hasan 64. Salah satu alasan Sriwijaya mengirimkan upeti kepada kekaisaran Dinasti Tang sebagai butki tanda persahabatan dan Sriwijaya berharap agar Kekaisaran Dinasti Tang tidak membuka langsung perdagangan dari wilayah Asia Tenggara, sehingga menyebabkan kapal-kapal yang berlayar dari Cina dapat singgah di bandar-bandar milik Sriwijaya Saputra, Hasan 64. Cara ini dapat dikatakan selain menjalin hubungan persahabatan dengan Dinasti Tang, Sriwijaya juga melakukan strategi perdagangan dan mempertahankan wilayah perairannya yang strategis di Asia Tenggara. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah Pada abad ke 8 Masehi pada saat Dinasti Umayyah dibawah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, Sriwijaya diketahui telah menjalin hubungan dengan Dinasti Umayyah. Hubungan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah ditandai dengan saling mengirimkannya surat diantara Sriwijaya dan Dinasti Umayyah. Dalam cacatatan tersebut berisikan bahwa Sriwijaya mengajukan permintaan kepada pemerintah Dinasti Umayyah bahwa Sriwijaya meminta kepada penguasa Dinasti Umayyah agar Sriwijaya dikirimkan seorang ulama sebagai penasehat raja Sriwijaya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 165. Dari adanya pengiriman surat tersebut dapat dikatakan bahwa Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah mempunyai hubungan baik. Hubungan yang dilakukan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga dapat dikatakan toleran karena Sriwijaya merupakan Kerajaan yang memeluk agama Buddha tersebesar di Asia Tenggara pada masa itu dan Dinasti Umayyah merupakan pemerintahan yang beragama Islam dengan pusatnya di Mekah dan Madinah. Hubungan kerja sama internasional antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga tak luput dari kerja sama perdagangan. Para pedagang Arab yang mendagangkan dagangannya di Sriwijaya mereka singgah di Sriwijaya. Baik para pedagang Arab maupun Sriwijaya, mereka memperdagangkan barang-barang komoditas masing-masing. Komoditas yang dijual oleh Sriwijaya kepada para pedagang Arab pada saat itu ialah kapur barus, kemenyan, damar, kayu gaharu dan cendana. Sedangkan untuk para pedagang Arab yang memperdagangankan barang dagang komoditas mereka yang mereka bawa langsung dari Arab meliputi perhiasan, minyak wangi, pedang, serta benda-benda khas Arab lainnya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 167. Daftar Pustaka Berkah, Ahmad. 2020. Aktivitas Perdagangan Dan Perkembangan Islam Pada Masa 201. Hlm 49-50Putri, Risa Herdahita. 5 November 2019. “ Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia”. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020Saputra, Alan. Hasan, Yunani. kerja sama Kerajaan Sriwijaya Dengan Dinasti Tang Tahun 683-740 M. Hlm 62-66Sholeh, Kabib. 2017. Jalur Pelayaran Dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke- 7 Masehi. Vol, 222. Hlm 63-74Sholeh, Kabib., Sari, Widya Novita., Berliani, Lisa. 2019. Jalur Perdagangan Kuno Di Selat Bangka Sebagai Letak Strategis Berkembangnya Kekuasaan Maritim Sriwijaya Abad VII-VIII Masehi. Vol, 11, Hlm 27-30Wandiyo., Suryani, Ida., Sholeh, Kabib. 2020. Nilai-Nilai Dialektika Hubungan Sriwijaya Dengan Dinasti Umayah Abad VIII Masehi. Vol, 92. Hlm 162-167
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID jWYOriHBV2vIk9r5cq4xJTV5JH_-bBrXusJlBPoDr5c0NykJGG7Jlg==
Konsentrasi kerajaan sriwijaya pada bidang perdagangan didukung oleh fakta.... a. sriiwijaya merupakan kerajaan bercorak hindu b. balaputradewa berhasil membawa sriwijaya ke puncak kejayaan c. sriwijaya terletak di dekat sungai musi d. sriwijaya pusat penyebaran agama budha e, sriwijaya banyak menghasilkan beras
konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta