tujuan diplomasi indonesia ke berbagai negara adalah untuk mendapat dukungan
Berkacapada sejarah Indonesia, Diplomasi memiliki fungsi besar terhadap yang dirasakan negara Indonesia saat ini. Salah satu contohnya yang dilakukan oleh Sjahrir untuk mendapatkan pengakuan internasional atas keberadaan Republik Indonesia sebagai negara yang berdaulat yang dikenal dengan "Diplomasi Syahrir".
Tujuandiplomasi Indonesia ke berbagai negara adalah untuk mendapatkan dukungan - 40245953 firefire1257 firefire1257 09.04.2021 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab Tujuan diplomasi Indonesia ke berbagai negara adalah untuk mendapatkan dukungan internasional C.moral D.sosial 2 Lihat jawaban Iklan Iklan salsasyabila18
Dalamkajian pertahanan negara, dikenal sebutan Diplomasi Pertahanan Indonesia yang tujuannya adalah melakukan upaya diplomatik baik ke dalam atau pun keluar, yang menggunakan perspektif pertahanan negara. Upaya diplomatik ini bisa saja kerja sama antar negara atau pun intra negara yang melibatkan peran militer atau pun nir-militer.
Pascaproklamasi kemerdekaan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, upaya untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain dilakukan oleh bangsa Indonesia. Salah satu caranya adalah mengirim misi diplomasi ke negara lain untuk mendapatkan dukungan kemerdekaan.
DukunganMesir terhadap Indonesia yaitu pada saat Muhammad Abdul Mu'im, Konsul Jenderal Mesir, datang ke Yogyakarta pada 13 sampai 16 Maret 1947. Tujuan kedatangannya adalah untuk menyampaikan pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Liga Arab adalah organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab.
Palmashow Quand On Est Sur Un Site De Rencontre. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Diplomasi olahraga merupakan bentuk diplomasi publik yang menggunakan olahraga sebagai alat untuk mempromosikan hubungan internasional di tingkat regional maupun internasional untuk mempromosikan citra Indonesia yang lebih baik di mata global. Pemanfaatan olahraga dalam kegiatan seperti pertukaran olahraga, pertandingan dan turnamen merupakan sarana membangun hubungan antar negara yang bersangkutan. Diplomasi olahraga ini juga dapat dimanfaatkan untuk mempererat persahabatan dan kerjasama internasional, khususnya di bidang olahraga. Pada dasarnya olahraga juga sering kali dikaitkan dengan bayangan latar belakang politik yang bersitegang diantara kedua negara maupun memiliki peran yang cukup penting di dalam perpolitikan dunia. Tidak jarang diplomasi olahraga menjadi salah satu sarana penyelesaian konflik suatu negara. Piala Dunia FIFA 1998 di Perancis antara Amerika Serikat dengan Iran misalnya memiliki ketegangan yang amat tinggi akibat konflik bilateral. Namun, kedua belah pihak pada akhirnya memberikan hadiah, saling bertukar bunga, hingga berfoto membuat ketegangan konflik menjadi surut ketika melakukan pertandingan sepak bola. Keberhasilan diplomasi olahraga dapat juga dilihat dari diplomasi pingpong pingpong diplomacy. Diplomasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok ini mengarah kepada restorasi hubungan kedua negara. Olahraga juga berhasil menjadi salah satu instrumen penyelesaian konflik di semenanjung Korea diantara kedua negara Korea Utara dengan Korea Selatan. Melalui diplomasi olahraga kekuatan politik baru dapat dibentuk dan juga terbendung. Seperti itulah kuatnya kekuatan soft power melalui sport Indonesia sering sekali melakukan beberapa upaya diplomasi olahraga untuk meningkatkan citra Indonesia di mata global melalui atlet-atlet olahraganya yang berprestasi. Diplomasi olahraga menjadi sarana soft power yang membuat Indonesia dapat mempengaruhi pihak lain tanpa dengan memanfaatkan daya tarik olahraga tanpa adanya penekanan ataupun pemaksaan. Diplomasi olahraga memainkan peran yang cukup kuat di dalam meningkatkan citra Indonesia di tingkat internasional. Pemerintah Indonesia bangga dengan diplomasi olahraga misalnya melalui sepak bola dan bulu tangkis yang dapat kita lihat menghasilkan prestasi dimana-mana yang berujung menarik perhatian global terhadap Indonesia. Prestasi mengesankan diraih Indonesia di berbagai ajang olahraga internasional seperti Asian Games, Olimpiade termasuk SEA Games. Indonesia juga menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional yang bersifat prestisius seperti Asian Games 2018 yang sudah lewat di Jakarta dan juga Palembang. Kebanggaan tersebut membuat Indonesia berhasil memperlihatkan kemampuannya dalam menyelenggarakan acara skala besar, meningkatkan kekuatan ekonomi di bidang pariwisata dan sekaligus memperkuat hubungan baik dengan negara-negara peserta. Pemerintah Indonesia juga telah aktif di dalam menjalin kerja sama dan program pertukaran olahraga melalui pertukaran atlet, staf pendukung, hingga pelatih dengan tujuan untuk membantu memperkuat hubungan bilateral yang berkontribusi pada pengembangan kedua negara. Kerja sama tersebut bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan, ketereampilan, dan pengalaman yang berbeda dari negara-negara lain. Indonesia juga menggunakan olahraga sebagai instrument yang dapat digunakan untuk memperkenalkan budaya serta tradisi Indonesia di mata dunia. Misalnya melalui opening Asian Games 2018 yang diselingi dengan tarian tradisional, kostum tradisional Indonesia hingga musik-musik daerah menjadi daya tarik yang unik bagi negara-negara lain yang belum pernah melihatnya sama sekali. Pemerintah Indonesia memang sering sekali menampilkan budaya Indonesia yang begitu bervariasi tersebut di dalam upacara pembukaan maupun penutupan suatu acara olahraga internasoinal. Tampak nyata bahwa diplomasi tersebut berhasil memperluas apresiasi serta pemahaman global terhadap budaya Indonesia. Pemerintah Indonesia juga berperan aktif di dalam mempromosikan gaya hidup sehat serta pentingnya olahraga terkait kesejahteraan masyarakat dan kesehatan. Belakangan ini kita juga dapat melihat keberhasilan Indonesia melalui prestasi olahraga atlet-atlet Indonesia di SEA Games 2023. Pada tahun ini, Indonesia mencatatkan diri sebagai juara umum di delapan cabang olahraga. Delapan cabang olahraga tersebut adalah angkat besi, wushu, pencak silat, tenis, balap sepeda, esports, bulutangkis,dan voli. Selain itu, hoki dan kriket juga mencetak sejarah dengan diraihnya medali emas oleh atlet Indonesia. Dengan total 276 medali yang terbagi menjadi 87 medali emas, 80 medali perak, 109 medali perunggu maka Tim Indonesia meraih peringkat ketiga secara keseluruhan dari negara lainnya. Keberhasilan Timnas Indonesia U-22 khususnya menarik perhatian publik karena berhasil meraih medali emas setelah 32 tahun. Euforia tersebut tidak hanya dirasa dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia, namun juga negara lainnya khususnya warga Kamboja itu sendiri sebagai tuan rumah. Pertandingan laga final SEA Games 2023 cabang olahraga sepak bola antara Thailand vs Indonesia di Olympic Stadium, Phnom Pen pada tanggal 16 Mei 2023 lalu berhasil meninggalkan kesan yang menarik bagi Indonesia itu sendiri. Setelah waktu berjalan selama 120 menit, Tim Garuda Muda berhasil menang atas Thailand dengan skor Indonesia di SEA Games 2023 memberikan dampak positif bagi negara Indonesia. Indonesia berhasil meraih hati masyarakat Kamboja sebagai tuan rumah untuk mendukung olahraga Indonesia dan para atletnya. Popularitas atlet-atlet Indonesia mendapat dukungan besar dari warga Kamboja itu sendiri. Cabang olahraga yang diminati oleh warga Kamboja terutama dapat dilihat dari bola voli indoor dan sepak bola Indonesia, sehingga mayoritas masyarakat Kamboja memberikan dukungan penuh terhadap Indonesia ketika berada di tahap final. Melalui media sosial terdapat banyak sekali dukungan dan komentar positif terhadap atlet Indonesia. Melalui fenomena ini, kita dapat melihat keberhasilan Indonesia melakukan diplomasi olahraga untuk meningkatkan citra positifnya di mata internasional. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
› Mendatangkan vaksin dan obat Covid-19, melindungi WNI di luar negeri, hingga menuntaskan perjanjian dagang untuk peningkatan ekspor adalah sebagian dari penerjemahan konsep diplomasi berdampak oleh para diplomat RI. TANGKAPAN LAYAR/KOMPAS/KRIS MADA Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan sambutan pembukaan pada konferensi internasional tentang diplomasi digital yang digelar secara hibrida, Selasa 16/11/2021.Hingga Rabu 17/11/2021, sudah 7,5 miliar dosis vaksin Covid-19 disuntikkan di sedikitnya 184 negara atau wilayah. Di seluruh permukaan bumi, terdata 7,9 miliar manusia. Rata-rata 35 juta dosis vaksin disuntikkan setiap hari. Vaksinasi menjadi salah satu alasan banyak negara kembali membuka perbatasan vaksin dan pembukaan perbatasan internasional merupakan sebagian dari hasil kerja diplomasi yang juga harus beradaptasi dengan aneka pembatasan. ”Di sebagian besar periode pandemi Covid-19, diplomasi menjadi virtual dan terbukti layak,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Selasa 16/11/2021, dalam International Conference on Digital Diplomacy ICDD. Baca juga Tantangan Diplomasi HibridaDigelar secara hibrida dari Bali, konferensi itu bertujuan untuk menunjukkan adaptasi diplomasi sekaligus mendorong kebangkitan kembali pariwisata Bali. Sebagian peserta hadir secara virtual. Sebagian lagi hadir di lokasi konferensi yang dipusatkan di merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan hibrida yang digelar Kementerian Luar Negeri RI pada pertengahan November sampai awal Desember 2021. Selain ICDD, ada Bali Civil Society and Media Forum pada 17-18 November ini hingga Bali Democracy Forum BDF pada 9 Desember. Seperti pada 2020, BDF 2021 juga digelar secara baruRetno mengemukakan, metode hibrida akan menjadi kenormalan baru diplomasi pada era pandemi dan pascapandemi Covid-19. Sebagian aktivitas diplomasi dilakukan secara virtual. Sebagian lagi tetap harus dilakukan lewat pertemuan langsung. Hal itu antara lain dilakukan Retno kala menerima Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta, Senin 15/11/2021. Sementara pada Rabu, Retno bertandang ke Dhaka menemui Menlu Bangladesh AK Abdul itu, Retno dan jajarannya melawat ke sejumlah negara untuk aneka tugas. Paling pokok adalah mengurus pasokan obat dan vaksin serta aneka peralatan kesehatan lain untuk menangani Covid-19. Lawatan tersebut juga untuk mencari cara menerobos sekatan-sekatan arus barang selama pandemi. Aneka sekatan itu membuat ekonomi tidak bergerak dan kas negara bisa terancam. Tugas lain terkait dengan politik internasional mulai dari isu Afghanistan, sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, hingga tentu saja LUAR NEGERI RI Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menerima kunjungan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin 15/11/2021.”Tidak semua bisa dilakukan secara virtual,” kata Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, yang hadir dan menjadi salah satu pembicara dalam mencontohkan pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta pada April 2021. Para pemimpin ASEAN menilai masalah Myanmar harus diurus lewat pertemuan langsung. Meski Myanmar tetap membandel sampai sekarang, setidaknya ASEAN telah berusaha untuk mendorong penyelesaian krisis yang dipicu kudeta militer 1 Februari 2021 di negara juga Perlu Perkuatan Infrastruktur Diplomasi di Afrika Menlu Kedua Brunei Darussalam sekaligus Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof mengaku terlibat 60 kali pertemuan virtual terkait Myanmar saja. Di luar itu, ia juga pernah bertandang ke Myanmar untuk mengurus penanganan krisis di Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menyebut digitalisasi adalah hadiah terbaik bagi diplomasi sejauh ini. Metode baru diplomasi ini membuat interaksi lebih mangkus, langsung, dan apa adanya. ”Perjalanan yang tidak perlu semakin berkurang dan malahan interaksi lebih kerap dilakukan sehingga meningkatkan keakraban, relevansi, dan kekuatan asosiasi kawasan. Selama dua tahun pandemi, ada lebih banyak interaksi diplomasi dibandingkan dengan sebelumnya” mengatakan, digitalisasi diplomasi bukan sekadar pertemuan virtual. Lebih dari itu, teknologi yang menjadi fondasi digitalisasi adalah salah satu penyelesai masalah. Ia menyebut, norma-norma diplomasi tradisional tetap bisa diadaptasi dalam diplomasi digital. Selama dua tahun terakhir, teknologi memberi banyak kemudahan.”Kita terus berhubungan dengan para mitra dan teman untuk menjaga hubungan, meningkatkan kerja sama, bahkan membuat beberapa kemajuan pada isu sensitif,” kata LAYAR/KOMPAS/KRIS MADA Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan memaparkan manfaat teknologi dalam International Conference on Digital Diplomacy yang diselenggarakan secara hibrida pada Selasa 16/11/2021.Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI Teuku Faizasyah mengatakan, manfaat adalah salah satu kata kunci yang terus menjadi landasan aktivitas para diplomat Indonesia. ICDD, BDF, atau aneka lawatan lain dilandasi dengan pertanyaan apa manfaatnya?Pada masa pemerintahan Joko Widodo, pertanyaan itu semakin sering diajukan untuk aneka aktivitas diplomasi Indonesia. Karena itu, ada konsep diplomasi berdampak yang penerjemahannya amat beragam. Mendatangkan vaksin dan obat Covid-19, melindungi WNI di luar negeri, hingga menuntaskan perjanjian dagang untuk peningkatan ekspor adalah sebagian dari penerjemahan konsep diplomasi berdampak selama beberapa tahun juga Diplomasi Mode, dari Sepatu ”Mismathced” Bu Menlu hingga Jas Bertanda Jasa Bung Karno Pertanyaan tentang hal itu sebenarnya tidak hanya diajukan pada diplomasi. Konsep demokrasi paling sering mendapat pertanyaan itu. Para politisi senior, seperti Lee Kuan Yew hingga Jusuf Kalla, bolak-balik menekankan bahwa demokrasi harus BDF 2021, pertanyaan sejenis juga diajukan. Pandemi, menurut Faizasyah, antara lain, menghadirkan pertanyaan apa yang bisa diberikan demokrasi untuk kemanusiaan? Apa jalan ke depan untuk memastikan demokrasi tetap efektif guna mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial bagi masyarakat?ISTIMEWA/KEMENTERIAN LUAR NEGERI Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan pidato pembukaan forum kerja sama negara-negara demokrasi, Bali Democracy Forum BDF ke-13, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis 10/12/2020.BDF diharapkan menjadi ajang berbagai negara untuk berbagi pengalaman menjawab pertanyaan itu. ”BDF menjadi forum bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik dalam tata kelola pemerintahan dan dalam berdemokrasi,” ujar Faizasyah.”Satu hal yang membedakan antara BDF dengan forum demokrasi lainnya adalah sifatnya yang ’tidak menggurui’. Demokrasi adalah hasil dari proses di dalam negeri home-grown sehingga tidak bisa disamakan satu negara dengan negara lainnya. BDF tidak ditujukan untuk mengajari, tetapi saling belajar dan berbagi,” ujar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tidak kalah penting aneka kegiatan yang dilakukan di Bali adalah bagian dari menjaga diplomasi dan demokrasi tetap relevan di masa kini. Salah satu ukuran relevansi adalah manfaatnya bagi warga.
tujuan diplomasi indonesia ke berbagai negara adalah untuk mendapat dukungan